Kenapa Perlu Islam Nusantara? (Sanggahan atas Tulisan KH. Idrus Romli)

Authors

  • Moh Sobirin Institut Agama Islam Bakti Negara Tegal

DOI:

https://doi.org/10.62490/latahzan.v12i1.83

Keywords:

Islam Nusantara

Abstract

Sejak bergulirnya istilah Islam Nusantara ada banyak pihak yang menerima, dan ada pula pihak yang menentangnya. Di antara para penentangnya adalah KH. Idrus Romli yang menulis artikel berjudul Islam Nusantara, bolehkah diterima? Dengan demikian obyek kajian pada artikel ini adalah tulisan KH. Idrus Romli tentang Islam Nusantara. Artikel ini didasarkan pada studi kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode deskriptif, teknis analisis isi, (contens analysis), dan  model analisis perbandingan (comparative study).

Hasil kajian menjelaskan bahwa Islam Nusantara adalah implementasi ajaran Islam ahlussunah wal jamaah di Nusantara dengan cara bermadzhab secara qauli (tekstual) dan manhaji (kontekstual) sehingga melahirkan Islam berwajah ramah, anti radikal, inklusif dan toleran, tidak ektrim kanan tapi juga tidak ektim kiri (liberal). Keberadaan Islam Nusantara digadang-gadang sebagai model Islam ideal di masa depan. Beberapa alasan yang mendasarinya dapat dilihat dari aspek historis, strategis dan normatif. Alasan ini sekaligus mementahkan argumen pengkritik bahwa Islam Nusantara tidak diperlukan. Alasan Historis ; 1) Pernah menjadi pusat studi keislaman 2)  Penyebaran Islam disampaikan dengan cara-cara damai. Alasan strategis ; 1) Menjadi magnet diskusi keislaman khas Nusantara 2) Mengukuhkan Identitas Ahlussuanah Wal Jama’ah (Aswaja). Penjelasan ini membalikan logika yang dibangun pengkritik bahwa Islam Nusantara dapat pengaburkan Aswaja. Alasan Normatif ; 1) Islam Nusantara lebih mengedepankan tujuan syari’at (Maqoshid Syari’ah). Pelabelan Nusantara dinilai memiliki banyak kemashlahatan (tujuan syari’at) baik dari sisi historis, strategis maupun normatif. Maka penilaian pengkritik bahwa Islam Nusantara merupakan serun jahiliyah yang dilarang adalah kurang tepat. 2)  Islam Nusantara membangun semangat persatuan dalam kebinekaan. Dalam hal ini Islam Nusantara mengusung tiga prinsip yaitu sikap tawassuth dan I’tidal (moderat), sikap tasamuh (toleransi), dan sikap tawazun (keseimbangan). Sikap tawasuth yang diinterprestasikan KH. Ma’ruf Amin pada dasarnya adalah agar umat tidak terjebak pada dua sikap yang eksrtim yaitu sikap ghuluwwun ; kolot atau radikal dan sikap taqshir ; meremehkan atau bebas tanpa aturan (liberal). Dengan demikian tuduhan Islam Nusantara mengusung Islam liberal adalah tuduhan yang tidak berdasar. Studi ini berkesimpulan Islam Nusantara adalah bentuk implementasi ajaran Ahlussunah wal Jama’ah di Nusantara. Munculnya  kritikan lebih disebabkan minimnya pemahaman pengkritik tentang konsep Islam Nusantara sehingga argumentasi yang dibangun atas dasar kecurigaan, kurang cermat, akurat dan proposional

References

----------, “ Keputusan Bahtsul Masail Kebangsaan Manhaj Beragama Ala Walisongo Perekat Persaudaraan Islam dan Persatuan Nasional” Aswaja Muda, 11 Mei 2017, : https://aswajamuda.com (diakses tanggal 6 Nopember 2018)

---------, Mizanul-Amal, (E-Book: al-Maktabah al-Sya?milah, 2010)

“Apa yang Dimaksud dengan Islam Nusantara?” NU Online, 22 April 2015 : http://www.nu.or.id, (diakses tanggal 4 Nopember 2018)

Affan, Heyder. “Polemik di balik istiIah ‘Islam Nusantara’”, BBC News Indonesia, 15 Juni 2015 : http:// www.bbc.com (diakses tanggal 7 Nopember 2018)

Al-Ghazali. Ihya’Ulumiddin, E-Book: al-Maktabah al-Sya?milah, 2010

Al-Jauzi, Ibnu Qoyyim. I’lamul-Muqi’iin dalam Mausu’atu ushul-fiqh, E-Book: al-Maktabah al-Sya?milah, 2010

Al-Mawardi. Tafsir al-Mawardi , E-Book: al-Maktabah al-Sya?milah, 2010

Al-Qur’an Digital Versi 2.1

Az-Zuhaily, Wahbah. al-Wajiz fi Ushul al-Fiqh al-Islamy, E-Book: al-Maktabah al-Sya?milah, 2010

Baso, Ahmad. Islam Nusantara; Ijtihad Jenius & Ijma’ Ulama Indonesia Jilid I (Jakarta: Pustaka Afid, Cet. I, 2015), 4.

Fadeli, Soeleiman dan Mohammad Subhan. Antologi NU; Sejarah-Istilah-Amaliah-Uswah, Surabaya; Khalista, Cet. I, 2007

Hafnawi, Muhamad Ibrohim. Dirasat Ushuliyah fil Qur’anil Karim, E-Book: al-Maktabah al-Sya?milah, 2010

Hasan, Zainul Mun’im. “Metodologi Fikih Nusantara” NU Online, 06 Agustus 2015 : http://www.nu.or.id. (diakses tanggal 7 Nopember 2018)

Jalaludin, Psikologi Agama (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009

Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://kbbi.co.id (diakses tanggal 4 Nopember 2018)

Madrasah Hidayatul Mubtadi’in, Aliran-Aliran Teologi Islam, Jawa Timur: Purna Siswa Aliyah 2008

Majduddin. Jami’ul-Ushul, E-Book: al-Maktabah al-Sya?milah, 2010

Maksum, Ibnu “KH Idrus Romli Menolak Islam Nusantara-nya KH Ma’ruf Amin, Ini Dasar Ilmiahnya” Suara Nasional, 21 September 2018 : https://suaranasional.com (diakses tanggal 21 Nopember 2018)

Mulyadi, Mohammad. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta: Pubica Institute, Cet. 3, 2012

Muntaha, Ahmad “Keputusan Komisi B Bahtsul Masail FMPP Se-Jawa Madura XXX “ Aswaja Muda, 22 Oktober 2016 : https://aswajamuda.com (diakses tanggal 9 Nopember 2018)

Muslim, Shohih Muslim. E-Book: al-Maktabah al-Sya?milah, 2010

PWNU Jawa Timur, “Keputusan Bahtsul Masail Maudhu’iyah PWNU Jawa Timur tentang Islam Nusantara”, Aswaja Center Jawa Timur, 13 Februari 2016 : https://aswajanucenterjatim.com (diakses tanggal 4 Nopember 2018) .

Qardlawy, Yusuf. Konsep dan Praktek Fatwa Kontemporer antara Prinsip dan Penyimpangan (Jakarta : Pustaka Kausar, Cet. I, 1996

Ulum, Mokhamad Miptakhul. "METODE MEMBACA KITAB KUNING ANTARA SANTRI DAN MAHASISWA." Islamic Review: Jurnal Riset dan Kajian Keislaman 7.2 (2018): 120-136.

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet. 10, 2000

Zidan, Abdul Karim. al-Wajiz fi Ushul al-Fiqh, Beirut: Muassisah ar-Risalah, 2001

Downloads

Published

2020-05-25

How to Cite

Moh Sobirin. (2020). Kenapa Perlu Islam Nusantara? (Sanggahan atas Tulisan KH. Idrus Romli). La-Tahzan: Jurnal Pendidikan Islam, 12(1), 16–38. https://doi.org/10.62490/latahzan.v12i1.83